KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Biokimia dengan
judul “Asam Amino” ini tepat pada
waktunya.
Kami
menyadari sungguh bahwa dalam penyusuan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan kata lain masih terdapat banya kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan makalah ini kedepan.
Taklulupa
pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir
kata semoga Makalah Biokimia “Asam
Amino” ini berguna bagi kita semua.
Masohi, Maret 2013
Kelompok
IV
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
1.2.
Rumusan
Masalah
1.3.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Asam Amino Dan Macam-Macam Asam Amino
2.2. Biosintesis
Asam Amino
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dalam tubuh mahluk hidup pasti dijumpai asam amino,asam-asam amino terdiri
atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti
protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen
dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi
melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan
pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam amino juga mengalami katabolisme,yang terjadi dalam 2 tahapan yaitu :
Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk
men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta
mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang
mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari
asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis,
atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal
ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
·
Asam Amino Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.
·
Asam Amino Non-Esensial
Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.
Setiap
jenis asam amino tersebut dapat mengalami biosintesis.Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut tentang macam-macam dan biosintesis pada asam amino.
1.2
Rumusan masalah
·
Apa
saja macam-macam dari asam amino?
·
Bagaimana
saja biosintesis yang terjadi pada asam amino?
1.3
Tujuan
·
Untuk
mengetahui macam-macam asam amino
·
Untuk
mengetahui biosintesis yang terjadi pad asam amino
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asam Amino
dan Macam-Macam Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yng
memiliki gugus fungsional karboksilat(-COOH)dan amina(biasanya –NH2).Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit :keduanya terikat pada satu atom
karbon (C)yang sama (disebut atom C
“alfa”).Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat penting
dalam organisme.Struktur asam amino adalah sebagai berikut:
Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus
amin dari asam amino, yaitu:
·
Transaminasi
Katabolisme asam amino
terjadi melalui reaksi transaminasi yang melibatkan pemindahan gugus amino
secara enzimatik dari satu asam amino ke asam amino lainnya. Enzim yang
terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau amino transaminase. Enzim
ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak
spesifik bagi asam amino sebagai pemberi gugus amino.
Transaminase mempunyai
gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi aktifnya yang berfungsi sebagai
senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami
perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya (piridoksal fosfat), yang
dapat menerima gugus amino, dan bentuk teraminasinya (piridoksamin fosfat).
Ada sekitar 12 asam amino
protein yang mengalami reaksi transaminasi dalam proses degradasinya. Beberapa
asam amino lain mengalami proses deaminasi dan dekarboksilasi.
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
Contoh reaksi transaminasi.
Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat. Pada reaksi ini
dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.
·
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium
Glutamat juga dapat
memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan asam amino baru.
Contoh reaksi deaminasi
oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasi menghasilkan amonium (NH4+).
Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus urea.
Ringkasan skematik mengenai
reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat
memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.
Tempat-tempat
masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk produksi energi
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+)
yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini
dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses
yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap
yaitu:
1. Dengan peran enzim
karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin
transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan
L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim
argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat menghasilkan
L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim
argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan
L-arginin
5. Dengan peran enzim
arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan
L-ornitin dan urea.
Tahapan-tahapan
proses yang terjadi di dalam siklus urea
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk
men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta
mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang
mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari
asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis,
atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal
ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
·
Asam Amino Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.
Macam-macam asam amino esensial:
Alanine,Asparagine,Aspartate,Cysteine,Glutamat,Glutamine,Glycyne,Proline,Syerine,Tyrosyne.
·
Asam Amino Non-Esensial
Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Auksin diproduksi dari asam amino
tryptophan terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Auksin
terdiri dari: Indole-3-acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid (IBA), dan
α-naphthalene acitic acid (NAA).
Efek
auksin pada tanaman:
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.
Aplikasi auksin pada pertanian:
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.
Macam-macam asam amino non-esensial:Arginine, Histidine, Isoleucine,
Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine
2.2
Biosintesis Asam Amino
Biosintesis yang terjadi
pada asam amino adalah sebagai berikut:
a.
Biosintesis glutamat dan
aspartat
Glutamat
dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana.
Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh
aspartat aminotransferase, AST.
Reaksi biosintesis glutamat
Aspartat
juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting
glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi
transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus
urea.
b.
Biosintesis alanin
Alanin
dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan
transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi
urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa
dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur
kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer
mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan
mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk
memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui
degradasi protein
2. Melalui transaminasi
piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal sebagai
serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Glutamat + piruvat α-ketoglutarat +
alanin
Siklus glukosa-alanin
c.
Biosintesis
sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin.
Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin
adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)
SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil
(misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil
adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein
selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh
metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting,
tetapi dalam kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah
sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas
transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi
dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan
serin menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya
dengan bantuan enzim sistationin liase
sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi
terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Peran metionin dalam sintesis sistein
d.
Biosintesis
tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi
fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika
diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai
dengan 50%.
Fenilalanin
hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke
air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan
adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam
status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
Biosintesis tirosin dari fenilalanin
e.
Biosintesis
ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan
glutamat semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2
produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan
untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor
karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan
sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat
penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi
seluler. Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen
transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari
siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase.
Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate
yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
f.
Biosintesis
serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik
3-fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi
sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen.
Aktivitas aminotransferase dengan
glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin
oleh fosfoserin fosfatase.
g.
Biosintesis
glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang
dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer
gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
h.
Biosintesis
aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat
yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi
nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang
dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga,
glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk
dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke
luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti
glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti
alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil
membantu mentranspor amida atau ureida
ini ke xilem, yang selanjutnya akan ditranspor ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis
oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto
aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat
dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis
produksi asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin
dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan
reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi
amidotransferas.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yng
memiliki gugus fungsional karboksilat(-COOH)dan amina(biasanya –NH2).Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit :keduanya terikat pada satu atom
karbon (C)yang sama (disebut atom C
“alfa”).Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat penting
dalam organisme.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk
men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta
mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang
mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari
asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis,
atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal
ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
· Asam
Amino Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.
Macam-macam asam amino esensial:
Alanine,Asparagine,Aspartate,Cysteine,Glutamat,Glutamine,Glycyne,Proline,Syerine,Tyrosyne.
· Asam
Amino Non-Esensial
Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.
Macam-macam asam amino non-esensial: Arginine, Histidine, Isoleucine,
Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine.
Dalam tubuh mahluk hidup,masing-masing asam amino mengalami
biosintesis,dengan proses yang berbeda-beda,tergantung pada jenis asam
aminonya.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
mengharapkan kepada para mahasiswa Biologi khususnya, agar dapat memahami
tentang “Asam Amino” agar dapat
menambah wawasan pengetahuan kita sebagai calon Guru. Serta diharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous, 2012.
http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Metabolisma-asam-amino.pdf diakses pada
tanggal 15 Mei 2012
Anonymous, 2012.
http://www.scribd.com/doc/19875984/XIIIXIV-Asam amino diakses pada
tanggal 15 Mei 2012
Anonymous, 2012. http://books.google.co.id/books?biosintesis asam amino.html diakses pada tanggal 15 Mei 2012
D.W.Martin,Jr. and P.A.Mayes
and V.W.Rodwell.BIOKIMIA (Review of Biochemistry).Terjemahan Penerbit Buku
Kedokteran E.G.
Harold Hart,” Organic Chemistry” a Short Course, Sixth Edition, Michigan State
University, 1983, Houghton Mifflin Co.
Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, “ Organic Chemistry,” Third
Edition, University Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia
94002, Massachuset, USA.
Suharsono.1988,Biokimia
Jilid 1.UGM PRESS.Jogjakarta
Suyitno,2009. METABOLISME NITROGEN. Materi disampaikan pada pendampingan Tim Olimpiade
Biologi SMAN 7 Purworejo,
izin copas
BalasHapus